Well.. Setelah sebelumnya saya bercerita tentang persiapan kelas bermain izan.. Sekarang saatnya saya bercerita tentang serunya dan cerianya izan mengikuti kelas bermain ini..
Sejujurnya, pertama sampai di lokasi, saya sudah deg-degan karena agenda pertama dalah yoga, sedangkan instrukturnya adalah seorang Hindu.. Namun saya bismillah saja, setelah sebelumnya sempat memastikan bahwa tidak ada isu agama dalam kelas yoga anak. Memasuki rumah Mbak Sanda yang menjadi lokasi, saya terpana karena rumahnya cukup apik, mewah namun hangat dan ramah anak. Di kamar depan, tampak seperti kids corner dimana ada mainan rumah-rumahan, terowongan, rak lengkap dengan berbagai buku dan banyak mainan.. Izan awalnya malu-malu dan merengek karena iza tipe anak yang butuh waktu untuk beradaptasi di tempat baru dengan orang yang baru pula. Namun setelah ketemu sama mainan kesukaanna, yakni kereta-kereta an dan rangkaian jalan kereta yang bisa dipasang lepas seperti puzzle, dia langsung klik..
Beberapa waktu kemudian, tiba lah waktu untuk memulai kelas yoga di ruangan sebelah.. Awalnya izan masih ogah-ogahan karena maunya main kereta dan rangkaian jalurnya.. Namun, setelah saya ajak bicara bahwa ada tante guru sedang mengajari olahraga, perlahan dia mulai tertarik dan mau mengikuti gerakannya sedikit demi sedikit. Menurut penuturan mbak Sanda, Yoga ini baik dilakukan untuk memulai kegiatan agar dapat meningkatkan fokus anak ketika memulai kegiatan. Saya katakan, “Izan hebat, ya. mau menirukan tante guru”.
Setelah yoga selesai, lanjut ke kegiatan berikutnya yaitu sensorik play dengan adonan tepung dingin berwarna ungu yang diibaratkan seperti es krim di sebuah wadah yang besar.. Izan yang sudah diganti kostumnya menjadi geng kutang langsung asyik menyendoki adonan dan memasukkan ke dalam cup es krim. Good Job boy! Bahkan di saat teman-temannya sudah ingin menyudahi permainan dan ingin segera mencuci tangan, doi masih asyik sendiri. sampe-sampe harus dirayu-rayu cuci tangan dan main air biar mau berhenti :’D
Saat mencuci tangan pun doi ga mau udahan.. maunya kecipak kecipuk main air terooss sampe kutang dan celananya basah dan harus ganti kostum kutang yang lain.. hahaha
Next, acara paling seru yaitu melukis di atas kanvas. Mbak Sanda menyiapkan kanvas untuk masing-masing anak, berbagai cat warna ELC yang non toxic, kuas, cetakan bentuk, pom pom, kertas warna-warni di atas rak. Mbak Sanda menjelaskan, dalam kegiatan melukis ini menggunakan process art approach, dimana fasilitator dan orang tua akan mengedukasi melalui proses ketika si anak bermain warna, bukannya mengarahkan anak untuk membuat suatu gambaran sesuai contoh. Hal ini untuk memancing daya imajinasi dan kreativitas sang anak.
Setelah mendapatkan kuas dan palet dengan berbagai warna, Izan tanpa ragu langsung mencoret-coret kanvasnya dengan warna merah, campur kuning campur ijo yang diambilin emaknya. Selanjutnya, saya persilahkan dia memilih warna. Ternyata di antara banyak warna dia suka warna biru keunguan.. berkali-kali dia menuangkan cat itu langsung ke kanvasnya.. Walopun hasilnya masih sangat abstrak (mungkin aliran senimu abstrak ya nak :’D), tapi ia sangat asyik dan fokus dengan kanvasnya sendiri. Padahal, teman-teman seusianya banyak yang sudah ga betah duduk di kursi dan berlarian kesana-kemari. Mbak Sanda berkomentar, “Wah izan fokusnya bagus ya, betah berlama-lama bermain cat”. Dan saya tersipu malu sambil bersyukur mendengarnya.. Amin ya nak, semoga kamu tumbuh menjadi anak yang punya fokus yang tinggi dalam melakukan kebaikan dan menuai prestasi sepanjang hayatmu kelak. :*
#tantangan_hari_ke5
#game_level_3
#kami_bisa
#kuliahbunsayiip3